Kali ini, daftar cerita akan membagikan sebuah
cerita yang mengharukan tentang Ibu dan anaknya. Cerita ini didedikasikan
kepada seluruh Ibu di dunia yang sudah merawat anaknya hingga saat ini.
Baiklah silakan anda simak cerita di bawah ini. Cerita ini diambil dari sebuah
forum internet di Indonesia yang paling lengkap menurut saya.
Pada malam itu, Vita
bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Vita segera meninggalkan rumah
tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia
sama sekali tdk membawa uang dan mulai merasa kelaparan. Saat menyusuri sebuah
jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Otomatis
ia ingin menikmati makanan yang ada disana. Ia ingin sekali memesan semangkuk
bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Vita berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Vita dengan malu-malu. “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”. Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi untuk Vita. Vita segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
“Adaapa nona?” Tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Vita sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,…ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah” “Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Vita, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi utukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”
Vita, terhenyak mendengar hal tsb.
“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya”. Vita, segera menghabiskan bakminya, lalu ia mnguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.
Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Vita, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Vita kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”. Pada saat itu Vita tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
Pemilik kedai melihat Vita berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Vita dengan malu-malu. “Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”. Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi untuk Vita. Vita segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
“Adaapa nona?” Tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Vita sambil mengeringkan air matanya. “Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,…ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah” “Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Vita, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi utukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”
Vita, terhenyak mendengar hal tsb.
“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya”. Vita, segera menghabiskan bakminya, lalu ia mnguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.
Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Vita, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Vita kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”. Pada saat itu Vita tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
Sekali waktu, kita
mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu
pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat
dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita
berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita. Cerita ini sangat
menginspirasi kita agar kita selalu berbakti kepada orang tua kita.
Tentu saja kita
tidak akan bisa membalas semua yang telah dilakukan orang tua kita kepada kita.
Terkadang anak lupa kepada orang tua yang sudah membesarkannya. Namun orang tua
takkan pernah lupa dengan anaknya. Maka dari itu, bahagiakanlah orang tua kita.
Buatlah mereka bangga karena memiliki anak seperti kita. Jangan sampai orang
tua meneteskan air mata kesedihan karena kita.
Sumber: adsense-id.com
Labels:
Mengharukan